“Mengapa semua jadi begini …,” Rasa pahit merambati kaki sampai pelipis. Darah mendidih, menjalari setiap inci tangan kaki yang sakit. Pedih yang teramat sangat menekan air mata, meledakkan seluruh sakit dan perih di hati. Bara api menyelimuti, melahap semua akal sehat. Sungguh, aku tak peduli lagi jika semua mata mengarah kepadaku. ***
CONVERSATION
Sinta
Tik … tik … Waktu bergulir, sembari melantunkan nyanyian merdu tanpa henti. Suara ribut mahasiswa mahasiswi masih terdengar jelas. Padahal tadi hening sekali. Sekali hening, lalu ribut, lalu hening lagi. Seperti itulah kebiasaan mereka disini. Aku ingin menggelengkan kepala, namun sayangnya tak bisa.
CONVERSATION
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
Kenalan denganku
Melukis, menulis, dan mendengarkan musik adalah hobiku. Aku seorang mahasiswi yang sedang menjalani skripsi. Terima kasih buat para pembaca yang sudah mampir :)
Popular Posts
-
Pekatnya malam semakin gelap. Bulan dan bintang telah berdansa dalam pestanya, mengunci mentari dalam tidur lelapnya. Jarum jam dindingku m...
-
Tik … tik … Waktu bergulir, sembari melantunkan nyanyian merdu tanpa henti. Suara ribut mahasiswa mahasiswi masih terdengar jelas. ...
-
Halo semuanya ...! Sudah lama aku ga nulis blog ini. (Padahal isinya baru sedikit, hiks) Kalau biasanya aku nulis cerpen dan fiksimini. ...
-
“Mengapa semua jadi begini …,” Rasa pahit merambati kaki sampai pelipis. Darah mendidih, menjalari setiap inci tangan kaki yang s...
-
Hai semuanya! Liburan sebentar lagi berakhir. Oh noooo ...! Siapa yang masih mager banget dan masih pengen liburan? (angkat tangan) Li...
0 komentar:
Post a Comment